Kamis, 19 Maret 2009

Penjualan mainan anak lesu

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Krisis perekonomian dunia menyebabkan penjualan mainan anak-anak impor ikut tersendat. Termasuk harga mainan impor murah-meriah buatan China juga ikut naik selama enam bulan terakhir, bahkan kenaikannya mencapai 30 persen. Pedagang pun semakin kelabakan.

Voni Baruyanti, penanggung jawab Toko Laurent Toys di Wijilan, Panembahan, Yogyakarta, mengatakan, omzetnya sekarang hanya sekitar Rp 5 juta per hari. "Sebelum krisis, omzet per hari bisa dua kali lipatnya," ucapnya.

Pendapat senada dilontarkan Wawan, pemilik Toko Hanif di Sawojajar, Panembahan, Yogyakarta. "Dulu, dalam sehari saya bisa mendapat omzet Rp 7-10 juta. Namun sekarang, Rp 5 juta pun, amat berat," katanya.

Penjual mainan yang kulakan ke toko, menurut mereka, juga mengeluh bahwa jualan mereka pun sepi. Giyono (50), yang sudah 30-an tahun berjualan mainan dan biasa mangkal di daerah Pakem, Sleman, juga mengeluhkan kondisi itu.

Tren kartu naruto sudah hampir berlalu. Yang sekarang laris adalah kertas binder dan robot-robotan plastik. Namun, keduanya belum bisa dibilang tren yang seperti kartu naruto. "Ketimbang mainan, anak-anak sekarang agaknya kok lebih suka beli makanan

0 komentar:

Posting Komentar